SOP
UGD
|
Tanggal
Terbit
………
|
Disetujui oleh,
|
Pengertian
|
Memberikan
tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
|
|
Tujuan
|
Agar luka tidak terjadi
infeksi lanjut
|
|
Kebijakan
|
Seluruh perawat diijinklan melakukan
penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak pada luka putus tendon
|
|
Prosedur
|
PERSIAPAN
ALAT :
Streril
Persiapan
Alat :
Non
Streril
Penatalaksaan Luka
Kll.
1.
Informed
Concern Dan Penjelasan
2.
Pemeriksaan
Ttv
3.
A.
Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras
1)
Persiapan
Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa Didekatkan Cairan Ns Dan Betadine
2)
Pembersihan
Dengan Ns
3)
Setelah
Itu Diberi Betadine / Sufratul
4)
Bersihkan
Peralatan
5)
Observasi
6)
Konseling
B.
Penatalaksaan Perawatan Luka Robek
1)
Persiapan
Pasien Dan Informed Concern
2)
Semua Alat
Disiapkan
3)
Suntikan
Dengan Lidokain Merata
4)
Dibersihkan
Dengan Ns /Perhidrol
5)
Diberikan
Disinfektan Dengan Betadine
6)
Heacting
(Sesuai Sop Heacting)
7)
Diberikan
Tulle Atau Salep Oxitetraciclin
8)
Ditutup
Dengan Kasa Steril
9)
Diplester
/ Hipafix
10)
Bersihkan
Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka.
11)
Bereskan
Peralatan
12)
Observasi
Konseling
|
|
Unit terkait
|
IGD dan Rawat inap
|
Sunday, November 23, 2014
PROTAP PENATALAKSANAAN LUKA
PROTAP PENGGUNAAN DC SHOK / KARDIOVERSI
SOP
UGD
|
Tanggal Terbit
………
|
Disetujui oleh,
|
Pengertian
|
Memberikan tindakan arus
listrik searah pada otot jantung melalui dinding dada dengan menggunakan
defibrillator
|
|
Tujuan
|
Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti
jantung dan kelainan organic jantung lainnya
|
|
Kebijakan
|
Digunakan
pada pasien yang mengalami gangguan kelistrikan pada jantung
|
|
Prosedur
|
A. Alat
1.
Alat Defibrilator
2.
Jelly
3.
Elektroda
4.
Obat-obat
sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)
B. Penatalaksanaan
1.
Memberikan penjelasan kapada
keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2.
Mengatur
posisi pasien sesuai kebutuhan
3.
Memberikan
sedative, atau analgesic bila perlu
4.
Memasang
elektrode dan menyalakan EKG monitor
5.
Cek ulang
gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk mencegah kekeliruan
6.
Set kebutuhan
joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150 joule untuk cardioversi
mulai dengan 50 joule)
7.
Pegang peddic
1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternumk dan paddle 2 dengan
tangan kanan pada daerah mid aksila
8.
Sambil
mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain tidak ada yang
menyentuh pasien ataupun bad pasien
9.
Bila terdengar
tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC shock dengan jempol agar
arus masuk dengan baik.
10. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan
lanjutkan dengan memberi watt second yang lebih tinggi
11. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan
tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.
Bila terjadi
asistole, lakukan segera tindakan RJP
2.
Tindakan-tindakan
DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print
|
|
Unit terkait
|
Unit Gawat
Darurat / UGD.
|
Saturday, November 22, 2014
PROTAP IGD: PERAWATAN LUKA BAKAR
Pengertian
|
Membersihkan pasien luka bakar dengan menggunakan cairan fisiologis dan
cairan desinfektan.
|
Tujuan
|
1. Mencegah
terjadinya infeksi
2. Mengangkat
jaringan nekrotik
|
Kebijakan
|
|
Prosedur
|
A.
Persiapan
Alat :
1.
Alat pelindung
diri (masker, sarung tangan, scort)
2.
Set ganti
balutan steril
3.
Sepuit 10 cc
4.
Kasa steril
5.
Verband sesuai
dengan ukuran kebutuhan
6.
Bengkok
7.
Obat-obatan
sesuai program
8.
NaCl 0,9 % /
aquadest
B.
Pelaksanaan
:
1.
Pasien/keluarga
diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2.
Petugas
menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort).
3.
Mengatur
posisi klien di bed tindakan supaya
luka dapat terlihat jelas dan mudah dilakukan perawatan luka
4.
Bila luka
bakar tertutup pakaian maka minta ijin untuk membuka pakaian supaya luka
terlihat jelas dan membuka pakaian dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan
NaCl 0,9%.
5.
Membersihkan
luka bakar dengan cara mengirigasi
yaitu dengan cara mengaliri bagian luka menggunakan NaCl 0,9% dengan
meletakan bengkok di bawah luka terlebih dahulu..
6.
Melakukan
debridement bila terdapat jaringan nekrotik dengan cara memotong bagian
nekrotik dengan mengangkat jaringan nekrotik menggunakan pinset chirurgis
dan digunting dengan gunting chirurgis mulai dari bagian yang
tipis menuju ke bagian tebal.
7.
Bila ada bula
dipecah dengan cara ditusuk dengan jarum spuit steril sejajar dengan permukaan kulit dibagian pinggir bula
kemudian dilakukan pemotongan kulit bula dimulai dari pinggir dengan
menggunakan gunting dan pinset chirugis.
8.
Mengeringkan
luka dengan cara mengambil kasa steril
dengan pinset anatomis lalu kasa steril ditekankan pelan-pelan sehingga luka
benar-benar dalam kondisi kering.
9.
Memberikan
obat topical (silver sulfadiazin) sesuai luas luka dengan menggunakan dua
jari yang telah diolesi obat tersebut.
10. Menutup luka dengan kasa steril.
11. Memasang
plester dengan digunting sesuai ukuran dan ditempelkan di atas kasa
steril.
12. Menjelaskan bahwa perawatan luka telah selesai.
13. Membersihkan alat
medis ( lihat SOP Sterilisasi).
14. Membersihkan sampah medis (lihat SOP Membuang
Sampah Medis).
15. Mengobservasi
keadaan umum pasien :
a.
Tekanan darah,
nadi, suhu dan pernafasan
b.
Posisi jarum
infus, kelancaran tetesan infus.
c.
Melaporkan
segera kepada dokter bila terdapat perubahan keadaan umum
|
Unit terkait
|
Unit Gawat Darurat / UGD.
|
Friday, November 21, 2014
PROTAP / SPO MENJAHIT LUKA
SOP
UGD
|
Tanggal Terbit
………
|
Disetujui oleh,
|
Pengertian
|
Luka adalah terputusnya
kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan oleh karena trauma.
|
|
Tujuan
|
Meningkatkan
kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut.
|
|
Kebijakan
|
Dilakukan oleh
perawat yang terampil.
|
|
Prosedur
|
Persiapan alat : .
a.
Alkes yang tidak steril b. Alkes yang steril
1.
Brancart (
Heacting set )
2.
Cauter a. gunting lurus
3.
Tempat sampah tertutup medis b.
gunting benkok lancip
4.
Sterilisator c. klem : kean,kocker
5.
Tensimeter d. pinset anatomi
6.
Stetoskop e.
pinset chirrurghie
7.
Bengkok f.
nalid voeder
8.
Gunting
ferband g. jarum hecting bulat
9.
Ferban Gulung h. jarum heacting segitiga
10. Baskom steril / cucing i. handscoen steril
11. Masker j. benang jahuit catgut,zeide
12. Ferband k.
Duk lubang steril
13. Plester : l.
Kasa 1 tromol ukuran sedang
14. Betadine solution
15. H2O2 3 %
16. Cairan NaCl
17. Termometer axilla
18. Timer / Jam
19. Obat anesthesi,mis
Lidokain
20. Spuit 3 cc
21. Spuit 5 cc
22. Pisau cukur
Penatalaksanaan :
1. Persiapan Pasien
a. Jika luka ringan, / ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak
perlu tindakan jahit, luka cukup
dibersihkan dengan desinfektan kemudian ditutup dengan kassa steril dan
dibalut dengan ferban. Pasien diberitahu bahwa luka akan diobati tanpa dilakukan penjahitan.
b. Jika
luka robek dan kotor, maka :
Menjelaskan pada pasien tntang tindakan
yang akan dil;akukan dibersihkan dan akan dilakukan.
c. Jika luka berat yaitu luka yang
tergolong besar dan dalam dengan perdarahan banyak, prinsip penangananya
adalah dengan :
1). Mencegah dan mengatasi shock, menghentikan
perdarahan, mencegah infeksi , mengurangi rasa sakit.
2). Melakukan rujukan ke Rumah Sakit.
2. Persiapan Lingkungan
a.
Suasana ruangan tenang, ventilasi cukup serta
pencahayaan yang terang.
b.
Menganjurkan pada keluarga pasien untuk keluar ruangan.
c.
Pemasangan sketsel.
3. Persiapan Petugas
a.
Mencuci tangan
sesuai SOP.
b.
Memakai
handschoen steril sesuai SOP.
4. Penatalaksanaan Luka
Membersihkan luka dengan cara :
a. Memasang
bengkok di bawah lokasi luka.
b. Irigasi dengan perlahan dengan
cairan NaCL untuk membuang kotoran di permukaan, kemudian luka dicuci pakai
H2O2 terus dibilas NaCL dengan cara
menyemprotkan cairan NaCl kedalam luka, jika luka tak berongga semprotkan
cairan irigasi dan pertahankan ujung spuit sekitar 2,5 cm diatas luka,
melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan bersih.
c. Membuang jaringan mati dan benda asing lainnya dengan cara
menggunting jaringan yang rusak/mati tergantung pada factor bagaimana
terjadinya cedera, umur luka dan adanya potensi infeksi.
d. Klem dan ikat pembuluh darah yang mengalami perdarahan atau
melakukan hemostasis dengan jahitan dengan cara mengambil klem steril dengan
tangan kanan yang sudah memakai handscoen steril, menjepitkan klaim pada
pembuluh darah yang terputus dan meminta tolong paramedis lain untuk membantu
memegangi, kemudian mengikat pembuluh darah di bagian atas klaim dengan
menggunakan kedua tangan dan mengikat dengan memakai benang serap (catgut).
Pengikatan dilakukan dengan menggunakan simpul bedah (surgeon’s knot).
e. Beri
desinfektan daerah luka dengan cara :
1). Mencukur
rambut di sekitar luka (apabila mengganggu penutupan luka yang dilakukan oleh pendamping).
2). Membersihkan
sekitar luka dengan cairan pembersih (betadin) dengan cara mengusap dari
sekitar pinggir luka ke arah luar, jangan sampai cairan pembersih masuk ke
dalam luka.
f. Memasang duk di atas luka
(caranya) dengan cara meletakkan duk di atas luka sehingga yang tampak hanya
luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
g. Mempersempit lapangan dengan meletakkan
duk steril (duk lobang) di atas luka dengan cara meletakkan duk di atas luka
sehingga yang tampak hanya luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
h. melakukan tes sensitisasi terhadap
lidocain dengan cara :
i. Bila hasil tes negatif dilakukan anastesi lokal dengan menyuntikkan lidokain pada sekitar luka dengan cara menyuntikan lidokain (dosis maksimum dewasa :
dengan epinefrin :7 mg/kgBB maksimum 500mg, tanpa epinefrin : 4,5 mg/kgBB
maksimum 300 mg) dipinggir luka diarahkan ke samping kanan dan kiri luka
sampai merata.
j. Menunggu kurang lebih 5
menit.
k. Memastikan anestesi sudah bekerja, dengan cara menyentuh bagian yang dianestesi
kemudian menanyakan kepada pasien apakah masih merasakan sakit atau tidak, tebal atau tidak.
l. Menjahit luka disesuikan dengan kondisinya, waktu selama cedera berlangsung, derajat kontaminasi dan
vaskularisasi.: luka lebih
dari 8 jam masuk kontaminasi maka jarak jahitan satu dan lainya 1 sampai 1,5
cm Bila kurang dari 8 jam jarak jahitan 0,5 cm.
1).Memasukan benang cutgut ke dalam jarum jahit.
Memotong benang disesuaikan dengan banyaknya jahitan yang akan dilakukan
(satu jahitan = 5 cm benang).
2).Lemak
subkutan disatukan dengan lemak sub cutan yang terpisah dengan menggunakan
pinset cirurgi .Sedikit jahitan untuk menutup ruang mati. Lihat SOP HECTING dilembar lampiran.
3). Lapisan subkutikular kemudian ditutup. Lihat SOP HEACTING.
4). Epidermis ditutup, simpul jahitan
ditempatkan di samping tepi luka dan tepi kulit diratakan / dirapikan dengan
hati-hati untuk meningkatkan penyembuhan optimal. Lihat SOP HEACTING.
5). Luka diolesi betadin satu arah mengambil kasa dengan pinset lalu
membasahinya dengan betadin, kemudian dioleskan di atas luka.
6). Permukaan luka ditutup dengan kasa
steril kemudian direkatkan dengan plester mengambil kasa steril yang terlipat, kemudian
diletakan di atas luka sampai menutup jahitan dan sekitarnya. Kemudian
diplester.
m. Mengangkat
duk, mengambil bengkok kemudian membuang sampah medis ketempat sampah.
n. Setelah
itu melepas handscoen (sesuai SOP Melepas Handscoen).
o. Mencatat
hasil kegiatan pada status pasien.
p. Berikan
profilaksis tetanus berdasarkan kondisi luka dan status imunisasi pasien dengan cara :
1). Memberitahu pasien bahwa pasien akan
mendapat terapi ATS.
2). Mencuci tangan sesuai SOP.
3). Memakai handscoen sesuai SOP.
4). Membebaskan
daerah yang akan dilakukan suntikan (sepertiga lengan atas bagian dalam) menyingsingkan lengan baju ke atas sampai sendi bahu.
5). Pasang
perlak di bawah daerah yang akan dilakukan injeksi intra cutan.
6). Ambil
obat ATS dan ambil 0,1 cc diencerkan dengan aqua bidest menjadi 1cc lalu
siapkan pada bak steril.
7). Desinfeksi
daerah yang akan dilakukan suntikan
dengan kapas alcohol mengambil kapas dibasahi alkohol dan
dioleskan memutar dari dalam keluar.
8). Menegangkan
dengan tangan kiri menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk meregangkan
kulit sepertiga lengan atas sebagai daerah tempat penyuntikan.
9). Lakukan
penusukan dengan jarum menghadap ke atas dengan sudut 15 - 20 derajat terhadap permukaan
kulit disuntikkan subcutan.
10). Semprotkan obat sebanyak 0,1 cc hingga
terjadi gelembung dengan menekan pangkal spuit pelan-pelan.
11). Tarik
spuit dengan pelan-pelan.
12). Melingkari daerah
sekitar gelembung dengan spidol dengan diameter 2,5 cm ambil spidol untuk menandai daerah suntikan dengan
diameter 2,5 cm.
13). Tunggu reaksi obat selama 10-15 menit.
14). Amati daerah
lingkaran bila positif tandanya adanya kemerahan atau bengkak. Observasi
adanya reaksi alergi sistemik (misalnya : sulit bernafas, sulit bernafas,
keringat dingin, pingsan, mual dan muntah).
15).
Kembalikan posisi klien mengatur
lengan baju pada posisi semula (diturunkan).
16). Buang peralatan yang tidak digunakan
ditempat sampah medis dan mengambili barang-barang yang sudah kotor atau
tidak dipakai dan dimasukkan ketempat sampah medis.
17). Melepas handscoen (sesuai SOP).
18). Mencuci tangan (sesuai SOP).
19). Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
(sesuai SOP). Semua kegiatan yang telah dilakukan dicatat di rekam medis
pasien.
|
|
Unit terkait
|
UGD
|
Subscribe to:
Posts (Atom)