Pengertian
|
memasang alat
neck collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan tulang servikal)
|
Tujuan
|
1. Mencegah
pergerakan tulang serviks yang patah
2. Mencegah
bertambahnya kerusakan tulang serviks dan spinal cord
3. Mengurangi rasa
sakit
|
Kebijakan
|
Pemasangan nect colar dikhususkan
untuk pasien dengan curiga trauma servical.
Tindakan ini dilakukan oleh perawat atau dokter yang sudah terlatih dan terampil.
Alat nect collar wajib dimiliki oleh mobil ambulance dan IGD.
|
Prosedur
|
Persiapan alat :
1.
Neck collar
sesuai ukuran
2.
Handscoen
3.
Petugas
Penatalaksanaan :
1.
Informed
consent
2.
Berikan
penjelasan tentagn tindakan yang akan dilakukan
3.
Posisi pasien
terlentang dengan posisi leher segaris / anatomi
4.
Petugas
menggunakan masker, handscoen
5.
Pegang kepala
dengan cara satu tangan memegang bagian kanan kepala mulai dari mandibula ke
arah temporal, demikian juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain dan
cara yang sama
6.
Petugas
lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke bagian belakang leher
dengan sedikit melewati leher
7.
Letakkan
bagian Neck collar yang berlekuk tepat pada dagu
8.
Rekatkan 2
sisi neck collar satu sama lain
Hal-hal
yang perlu diperhatikan :
1.
Catat seluruh
tindakan yang dilakukan dan respons pasien
2.
Pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu
longgar
|
Unit terkait
|
Unit Gawat Darurat / UGD.
|
Wednesday, August 5, 2015
PROTAP PENCEGAHAN TRAUMA SERVICAL DENGAN NECT COLLAR
KUMPULAN PROTAP: CARA PERSIAPAN PASIEN OPERASI / BEDAH
Pengertian
|
Suatu
kegiatan untuk menyiapkan pasien baik jasmani dan rohani serta peralatan yang
akan dipergunakan pada tindakan pembedahan
|
Tujuan
|
1. Menyiapkan
pasien agar kooperatif
2. Mencegah
terjadinya infeksi dan komplikasi
3. Membantu
kelancaran pembedahan
|
Kebijakan
|
Semua kasus
gawat darurat yang membutuhkan tindakan pembedahan akut.
|
Prosedur
|
A. Persiapan
Alat :
1. Alat
pencukur rambut dan gunting rambut
2. Bengkok
3. Sabun
4. Waslap
5. Handuk
6. Alat
kesehatan dan obat-obatan sesuai program dokter dan jenis tindakan pembedahan
7. Baju
khusus
8. Formulir Izin operasi dan Pemeriksaan penunjang
9. Stok
darah
B. Penatalaksanaan
:
1.
Pasien/keluarga diberi
penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2.
Memberitahu pasien untuk
puasakan
3.
Mencukur daerah yang akan
diopaerasi
4.
Memasang NGT, kateter sesuai
program
5.
Pasien/keluarga menyetujui dan
menandatangani surat izin operasi
6.
Mengecek kelengkapan dokumen
medis/perawatan, hasil pemeriksaan penunjang, surat izin operasi
7.
Mengganti baju pasien dan
memasang mitella / tutup kepala
8.
Mengukur : Tensi, Nadi, Suhu, Pernafasan,
Tingkat kesadaran, Cairan yang masuk/keluar.
9.
Mengecek kelengkapan alat
kesehatan dan obat-obatan serta darah yang diperlukan untuk tindakan
pembedahan
10. Mengantar
pasien ke kamar bedah bila perlengkapan, petugas dan kamar bedah siap.
11. Peralatan
dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Selama
menunggu tindakan pembedahan, lakukan observasi dan catat hasilnya : Tanda-tanda
vital, Tingkat kesadaran, Jumlah cairan yang masuk dan keluar, Perkembangan
pasien.
2. Segera
lapor ke dokter bila timbul kelainan
3. Hindari
pasien jatuh
|
Unit terkait
|
Unit Gawat Darurat / UGD.
|
Tuesday, July 28, 2015
PROTAP / PROSEDURE OPERATION
Pengertian :
Tata cara pelaksanaan operasi pasien oleh staf kamar operasi.
Tujuan :
– Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh
dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan
mengutamakan keselamatan pasien.
– Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan
khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.
Kebijakan :
Petugas kamar operasi bertanggung jawab atas pelaksanaan pasien
calon operasi ini.
Prosedur:
1. Petugas operasi mempersiapkan peralatan, bahan, dan
obat-obatan yang diperlukan untuk operasi sesuai SOP terkait.
2. Petugas anastesi mempersiapkan peralatan dan obat-obatan
anastesi serta melakukan tindakan anstesi yang diperlukan sesuai SOP terkait.
3. Perawat sirkulasi menerima rekam medis dan data
administrasi lisan dan tulisan dari petugas pengantar pasien OK dan memasang
foto rontgen pada lampu baca di masing-masing ruang operasi.
4. Petugas kamar operasi melakukan tindakan hand scrubbing, gowning, dan handgloving sesuai SOP yang terkait.
5. Petugas operasi melakukan chrosscheck dengan petugas OK yang bertugas mengantar pasien ke
dalam ruang operasi dan dokter operator mengenai identitas pasien, bagian yang
akan dioperasi, dan jenis operasi sebelum melakukan tidakan antisepsis dan
mempersempit medan operasi dengan doek steril.
6. Dokter operator dan petugas operasi melakukan tindakan
operasi sesuai indikasi dan SOP terkait.
7. Bila diambil jaringan atau cairan tubuh pasien untuk
pemeriksaan laboratorium/ PA, wadah diberi identitas pasien meliputi nama,
umur, no. RM, tanggal pengambilan dan disertai berita acara serah terima
spesimen.
8. Setelah operasi selesai petugas operasi membuat laporan
operasi, petugas anastesi membuat laporan anastesi, dan perawat sirkulasi
mendata alkes dan obat-obatan habis pakai serta mengumpulkan ketiga dokumen
tersebut dalam rekam medis pasien.
9. Pasien dipersiapkan untuk menjalani observasi dan
perawatan di ruang pemulihan.
10. Setelah kondisi pasien dinyatakan oleh dokter operator
dan dokter anastesi memungkinkan untuk dipindahkan ke bangsal, petugas
pengantar pasien OK menghubungi bangsal terkait untuk menjemput pasien.
11. Dilakukan serah terima pasien dari petugas OK ke
petugas ruang atau bangsal sesuai SOP di atas.
Subscribe to:
Posts (Atom)