Tuesday, December 23, 2014

PROTAP RUJUKAN PASIEN

Pengertian
1.    Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat / bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.

Tujuan
Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan  sampai rumah sakit tujuan dengan cepat dan aman

Kebijakan

Prosedur
1.      Petugas UGD / Rawat Inap  menyatakan pasien perlu rujukan
2.      Petugas UGD / Rawat Inap  menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga pasien untuk dirujuk.
3.      Keluarga pasien setuju.
4.      Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5.      Petugas UGD / Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau pasien UGD yang sudah diberikab terapi, bagi pasien UGD yang tidak mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan saja)
6.      Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat rujukan
7.      Petugas UGD / Rawat Inap menerima pembayaran
8.      Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien dan Petugas UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan.
9.      Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap)
10.  Petugas UGD / Rawat Inap  mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat tujuan dengan ambulan.
11.  Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit Petugas UGD / Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan UGD / Rawat Inap
Unit terkait
Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan

PROTAP / ALUR MERUJUK PASIEN AMBULANCE

Pengertian
1.         Ambulans adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput dan membantu keperluan orang sakit atau jenazah.
2.          Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat / bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.

Tujuan
Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan  sampai rumah sakit tujuan dengan cepat dan aman

Kebijakan
1.        Sopir bertanggung jawab atas kesiapan mobil dan keselamatan dalam perjalanan.
2.        Ambulan harus dikemudikan oleh sopir ambulan (jika berhalangan digantikan oleh sopir yang sudah ditunjuk ).
3.        Ambulan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan memberikan pelayanan 24 jam.
Prosedur
1.      Petugas UGD / Rawat Inap  menyatakan pasien perlu rujukan
2.      Petugas UGD / Rawat Inap  menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga pasien untuk dirujuk.
3.      Keluarga pasien setuju.
4.      Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5.      Petugas UGD / Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau pasien UGD yang sudah diberikan terapi, bagi pasien UGD yang tidak mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan saja)
6.      Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat rujukan
7.      Petugas UGD / Rawat Inap menerima pembayaran
8.      Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien dan Petugas UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan.
9.      Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap)
10.  Petugas UGD / Rawat Inap  mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat tujuan dengan ambulan.
Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit Petugas UGD / Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan UGD / Rawat Inap
Unit terkait
Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan

Sunday, November 23, 2014

PROTAP PENATALAKSANAAN LUKA


SOP

UGD

Tanggal Terbit

………

Disetujui oleh,




Pengertian
Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Tujuan
Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan
Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak pada luka putus tendon
Prosedur
PERSIAPAN ALAT :
Streril
  1. Bak instrumen
    1. Spuit irigasi 50 cc
    2. Soft koteker
    3. Pinset anatomis
    4. Pinset chirrugis
    5. Gunting jaringan
    6. Arteri klem
    7. Knop sonde
    8. Container untuk cairan irigasi
    9. Naal foulder
  2. Kassa dan depres dalam tromol
  3. Handschone / gloves steril
  4. Neerbeken (bengkok)
  5. Kom kecil/ sedang
  6. Heacting set
  7. Spuit 3 cc
  8. Pembalut sesuai kebutuhan
    1. Kasa
    2. Kasa gulung
    3. Sufratul
  9. Topical terapi
    1. Oxytetraciclin salep /
    2. Gentamicin salep 0,3 %
    3. Lidokain ampul
  10. Cairan pencuci luka dan disinfektan
    1. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
    2. Betadine

Persiapan Alat :
Non Streril
  1. Schort / Gown
  2. Perlak + Alas Perlak / Underpad
  3. Sketsel / Tirai
  4. Gunting Verband
  5. Neerbeken / Bengkok
  6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
  7. Tempat Sampah



Penatalaksaan Luka Kll.
1.      Informed Concern Dan Penjelasan
2.      Pemeriksaan Ttv
3.      A. Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras
1)        Persiapan Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa Didekatkan Cairan Ns Dan Betadine
2)        Pembersihan Dengan Ns
3)        Setelah Itu Diberi Betadine / Sufratul
4)        Bersihkan Peralatan
5)        Observasi
6)        Konseling

        B.  Penatalaksaan Perawatan Luka Robek
1)        Persiapan Pasien Dan Informed Concern
2)        Semua Alat Disiapkan
3)        Suntikan Dengan Lidokain Merata
4)        Dibersihkan Dengan Ns /Perhidrol
5)        Diberikan Disinfektan Dengan Betadine
6)        Heacting (Sesuai Sop Heacting)
7)        Diberikan Tulle Atau Salep Oxitetraciclin
8)        Ditutup Dengan Kasa Steril
9)        Diplester / Hipafix
10)    Bersihkan Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka.
11)    Bereskan Peralatan
12)    Observasi
Konseling

Unit terkait
IGD dan Rawat inap


PROTAP PENGGUNAAN DC SHOK / KARDIOVERSI


SOP

UGD

Tanggal Terbit

………

Disetujui oleh,




Pengertian
Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui dinding dada dengan menggunakan defibrillator
Tujuan
Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan kelainan organic jantung lainnya
Kebijakan
Digunakan pada pasien yang mengalami gangguan kelistrikan pada jantung
Prosedur
A.  Alat
1.        Alat Defibrilator
2.        Jelly
3.        Elektroda
4.        Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)

B.  Penatalaksanaan
1.      Memberikan penjelasan kapada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2.      Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3.      Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
4.      Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
5.      Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk mencegah kekeliruan
6.      Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
7.      Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid aksila
8.      Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
9.      Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
10.  Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan memberi watt second yang lebih tinggi
11.  Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.    Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
2.    Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon
3.    Setiap perubahan gambaran EKG harus di print
Unit terkait
Unit Gawat Darurat / UGD.



Saturday, November 22, 2014

PROTAP IGD: PERAWATAN LUKA BAKAR

Pengertian
Membersihkan pasien luka bakar dengan menggunakan cairan fisiologis dan cairan desinfektan.
Tujuan
1.    Mencegah terjadinya infeksi
2.    Mengangkat jaringan nekrotik
Kebijakan

Prosedur
A.      Persiapan Alat :
1.        Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2.        Set ganti balutan steril
3.        Sepuit 10 cc
4.        Kasa steril
5.        Verband sesuai dengan ukuran kebutuhan
6.        Bengkok
7.        Obat-obatan sesuai program
8.        NaCl 0,9 % / aquadest
B.       Pelaksanaan :
1.      Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2.      Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort).
3.      Mengatur posisi klien di bed tindakan supaya  luka dapat terlihat jelas dan mudah dilakukan perawatan luka
4.      Bila luka bakar tertutup pakaian maka minta ijin untuk membuka pakaian supaya luka terlihat jelas dan membuka pakaian dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%.
5.      Membersihkan luka bakar  dengan cara mengirigasi yaitu dengan cara mengaliri bagian luka menggunakan NaCl 0,9% dengan meletakan bengkok di bawah luka terlebih dahulu..
6.      Melakukan debridement bila terdapat jaringan nekrotik dengan cara memotong bagian nekrotik dengan mengangkat jaringan nekrotik menggunakan pinset chirurgis dan  digunting dengan  gunting chirurgis mulai dari bagian yang tipis menuju ke bagian tebal.
7.      Bila ada bula dipecah dengan cara ditusuk dengan jarum spuit steril sejajar dengan  permukaan kulit dibagian pinggir bula kemudian dilakukan pemotongan kulit bula dimulai dari pinggir dengan menggunakan gunting dan pinset chirugis.
8.      Mengeringkan luka dengan  cara mengambil kasa steril dengan pinset anatomis lalu kasa steril ditekankan pelan-pelan sehingga luka benar-benar dalam kondisi kering.
9.      Memberikan obat topical (silver sulfadiazin) sesuai luas luka dengan menggunakan dua jari  yang telah diolesi obat tersebut.
10.  Menutup luka dengan kasa steril.
11.  Memasang  plester dengan digunting sesuai ukuran dan ditempelkan di atas kasa steril.
12.  Menjelaskan bahwa perawatan luka telah selesai.
13.  Membersihkan alat  medis ( lihat SOP Sterilisasi).
14.  Membersihkan sampah medis (lihat SOP Membuang Sampah Medis).
15.   Mengobservasi keadaan umum pasien  :
a.    Tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
b.    Posisi jarum infus, kelancaran tetesan infus.
c.    Melaporkan segera kepada dokter bila terdapat perubahan keadaan umum
Unit terkait
Unit Gawat Darurat / UGD.