Thursday, June 25, 2015

KUMPULAN PROTAP KEPERAWATAN: BLADDER TRAINING


Pengertian :
       Suatu tindakan keperawatan untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan dari keadaan yang kurang berfungsi normal ke keadaan normal atau ke fungsi optimal.

Tujuan :
        Melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih ( AHCPR 1993, Fundamental of nursing volume 2, potter and ferry).
              Mempertahankan fungsi ginjal agar tetap optimal.

Prosedur :
Mempersiapkan Peralatan :
Jam atau arloji
Air minum dalam tempatnya
Karet / penjepit
Bladder scan
Pelaksanaan :
           
1.    Klien diberitahu dan dijelaskan prosedur tindakan bladder training
2.    Anjurkan klien untuk memulai jadwal berkemih pad bangun tidur aetiap 2-3 jam sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari.
3.    Berikan klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih
4.    Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika rangsangan berkemihnya tidak dapat ditahan.
5.    Cuci tangan.
6.    Pada pasien yang terpasang kateter jepit selang kateter dengan penjepit atau karet.
7.    Beritahu klien untuk memanggil perawat bila klien sudah ada rangsang untuk berkemih
8.    Lepaskan karet / penjepit pada selang kateter dan observasi jumlah urine yang keluar.
9.    Cuci tangan.
10.  Pastikan urine sudah keluar dengan menekan kandung kemih dan laukan baldder scan untuk meyakinkan.
11.  Bila hasil bladder scan kurang dari sama dengan 50 cc, lakukan hal ini sebanyak 3 kali.
12.  Bila setelah langkah 8 dilakukan 3 kali dan klien dapat dmerasakan urine keluar mala klien dinyatakan berhasil dalam melakukan pola berkemih.
13. Catat hasil yang ditemui di catatan integrasi.

Unit Terkait :
Ruang Rawat inap.

Friday, June 5, 2015

PROTAP KEPERAWATAN: SUCTION

       
PENGERTIAN
Suatu metode untuk mengeluarkan lendir atau sekret dari jalan nafas. Penghisapan ini biasanya dilakukan melalui mulut, nasofaring, atau trakea.

TUJUAN
1.   Mempertahankan kepatenan jalan nafas.
2.   Mencegah aspirasi pulmonal oleh cairan atau darah

 Persiapan Alat :
1.   Alat Nonsteril.
a.   Alat penghisap lendir (suction) dengan botol berisi larutan desinfektan, misal: Lysol 2%.
b.   Pinset.
c.   Sarung tangan/ handscoen.
d.   2 kom kecil tertutup: 1 kom kecil tertutup berisi aquades / NaCl 0,9% dan 1 kom kecil tertutup berisi larutan desinfektan (savlon 1:100)
e.   Tongue spatel bila perlu.
f.    Kertas tissue.
g.   Kantong balutan kotor.
h.   Plester dan gunting.
i.    1 botol NaCl 0,9%.
j.    Nierbeken / bengkok.
k.   Oksigen.
2.   Alat Steril.
a.   Kateter penghisap (suction) steril.

      Persiapan Klien
Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya penghisapan lendir.
 
Prosedure :
1.   Menutup sampiran (kalau perlu).
2.   Mencuci tangan.
3.   Mengatur posisi klien.
4.   Meletakkan nierbeken didekat klien.
5.   Memakai handscoen bersih.
6.   Menghubungkan kateter suction ke pipa suction.
7.  Menyalakan mesin, masukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi aquades / NaCl 0,9%
8.  Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke dalam mulut / hidung sampai kerongkongan
 9.   Melepaskan jepitan dan penghisap lendir dengan menarik dan memasukkan kateter dengan perlahan-lahan dengan arah diputar.
Lama penghisapan ± 10 – 15 detik dalam 3 menit untuk mencegah hypoxia.
10.   Menarik kateter dan bersihkan dengan aquadest / NaCl 0,9%.
11.   Mengulangi prosedur sampai jalan nafas bebas dari lender.
12.   Mematikan mesin dan lepaskan kateter dari selang penghisap.
13.   Merapihkan pasien dan kembalikan keposisi semula.
14.   Merapihkan alat dan lepas sarung tangan. 
15.   Mencuci Tangan

Wednesday, June 3, 2015

PROTAP / CARA PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIA

Pengertian 
Memberikan obat melalui lubang anus. Biasanya obat yang diberikan adalah obat pencahar, analgetik, atau obat kejang.

Tujuan
Membantu penyerapan obat

Tahap Preinteraksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat :
-          Sarung tangan steril
-          Obat
-          Bengkok
-          Kertas tissue
3. Cuci tangan

Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien
2. Membuka suppositoria
3. Menggunakan sarung tangan
4. Memegang obat suppositoria dengan kain kasa
5. Mengoles telunjuk kanan perawat dan ujung obat dengan vasentral
6. Memasukkan ujung obat sejauh 7-8 cm kedalam rectum
7. Menganjurkan pasien untuk tarik nafas dalam
8. Menarik jari telunjuk keluar dan menjepitkan kedua belahan bokong pasien
9. Membersihkan daerah anus dengan tissue
10. Menganjurkan agar klien tetap terbaring kurang lebih 20 menit
11. Mengobservasi pasien

Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan setempat semula
3. Cuci tangan

Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan

PROTAP PENANGANAN SAMPAH/LIMBAH RUMAH SAKIT/PUSKESMAS


Pengertian
Secara umum term “waste” ( bahan buangan ) menunjukkan sesuatu yang tidak berguna, tidak terpakai, tidak dikehendaki atau barang-barang yang dibuang dapat berbentuk padat, cair atau gas.
Klasifikasi sampah puskesmas atau rumah sakit  :
A.        Sampah medis :
Kering  : tempat infus, kasa kering, Kapas, verband, pembalut dan lain-lain bahan yang berhubungan dengan penderita, Jarum suntik dan infuse, lancet, dak glas, objek gelas, spuit.
Basah : Sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa basah), handscoen
B.        Sampah non medis :
 sisa-sisa makanan nasi, sayur, buah, kertas bekas, puntung rokok, sampah kantor dll.
Tujuan
Protap ini disusun sebagai acuan untuk :
o  Mencegah penyebaran infeksi kepetugas klinik yang menanganinya dan masyarakat.
o  Melindungi petugas yang menangani sampah dari kecelakaan yang tidak sengaja.
Memberikan lingkungan yang estetik.
Kebijakan
o  Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000
Buku Standart Asuhan keperawatan (instrumen evaluasi penerapan SAK di RS.  Depkes RI Dirjen Yanmed Direktorat, RSU dan Pendidikan Th. 2005.
Prosedur
A.     Sampah Medis :
1.      Petugas ruangan memasukkan sampah medik dari ruangan ke dalam kantong plastik (sampah kering kecuali botol bekas obat dan infuse set) 
2.      Setelah 24 jam / pergantian shift atau sesudah kantong plastik terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
3.      petugas kebersihan mengambil sampah medis tersebut dan memilah sampah tersebut dlaam sampah kering dan basah.
4.      Petugas memilah lagi untuk sampah kering  dengan memisahkan infuse set tersendiri  terpisah dari sampah kering yang lain.
5.      Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan mengangkut dengan trolly khusus ke insenerator.
6.      Petugas kebersihan membakar sampah kering kecuali infus set di Incenerator.
7.      Petugas pengambil INfuse set mengambil pada petugas kebersihan

Khusus untuk botol bekas obat:
1.      Petugas perawatan mengumpulkan botol bekas tersebut dalam wadah khusus
2.      Petugas menggunakan botol bekas tersebut sebagai tempat cedيan darah untuk pengiriman pasien ke laboratorium
B.  Sampah Non Medis :
1.    Petugas ruangan memasukkan sampah non medik ke dalam kantong plastik.
2.    petugas keperawatan menganti kantung plasta baru apabila kantong plastik terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
3.    Petugas kebersihan mengambil sampah tersebut  dan memilah sampah kering dan basah
4.    Petugas kebersihan membakar sampah kering langsung pada tempat sudah disediakan
Petugas kebersihan membuang sampah basah ke TPA ( tempat pembuangan akhir)

Unit terkait
Bagian kebersihan/incenerator