Monday, February 24, 2014

PPK Pemeriksaan Hematokrit


Tujuan

Menegakkan diagnose

Tahap Preinteraksi
1.      Baca catatan keperawatan
2.      Siapkan alat-alat
3.      Cuci tangan

Tahap Orientasi
1.      Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.      Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

Tahap Kerja
1.      Daerah kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alcohol, tunggu sampai kering, lalu tusuk dengan lanset darah dengan posisi tegak dan dalam
2.      Darah yang keluar pertama kali dihapus dengan kapas kering, kemudian tetes darah berikutnya dimasukkan kedalam micro pipet dengan cara micro pipet agak dimiringkan.
3.      Micro pipet tidak boleh diisi penuh
4.      Setelah selesai, bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol, kemudian diberi plester
5.      Beri etiket yang jelas, (tanggal pengambilan, nama pasien, ruang rawat, nama pemeriksaan).

Tahap Terminasi
1.      Evaluasi perasaan klien
2.      Simpulkan hasil tindakan
3.      Lakukan kontak untuk kegiatan selanjutnya
4.      Akhiri kontak dengan merapikan pasien dan peralatan dibersihkan, kembali ketempat semula
5.      Cuci tangan

Dokumentasi
1.      Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan


Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.

KUMPULAN PPK Pemeriksaan Darah Astrup


Protokol Keterampilan Pemeriksaan Darah Astrup

Tujuan
Menegakkan diagnose

Tahap preinteraksi
1.      Baca catatan keperawatan
2.      Siapkan alat-alat
3.      Cuci tangan

Tahap Orientasi
1.      Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.      Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

Tahap Kerja
1.      Pasang kain pengalas didaerah yang akan ditusuk
2.      Arteri diraba, bila sudah teraba jelas, lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan tunggu sampai kering
3.      Udara dalam spuit dikeluarkan, jarum ditusukkan dengan posisi tegak lurus
4.      Tegangkan kulit diatas arteri tersebut dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri
5.      Bila denyut arteri telah terasa pada ujung jarum, jarum cepat ditusukkan
6.      Bila ditusukkan tepat, maka pengisap dalam spuit akan terdorong keatas oleh tekanan dari darah arteri, dan pengisap tidak boleh ditarik
7.      Setelah jumlah darah cukup, kapas alcohol ditekan disamping jarum sambil jarum dicabut
8.      Bekas tusuka ditekan dengan kapas alcohol lima menit, terus ditutup dengan plester
9.      Udara didalam spuit yang telah berisi darah dikeluarkan kemudian ujung jarum ditutup dengan gabus steril yang ditusukkan
10.  Spuit yang berisi darah diberi etiket dan bersama formulir pemeriksaan yang telah diisi lengkap, segera dikirim kelaboratorium

Tahap Terminasi
1.      Evaluasi perasaan klien
2.      Simpulkan hasil tindakan
3.      Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4.      Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ketempat semula
5.      Cuci tangan

Dokumentasi
1.      Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan


Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
  

Saturday, February 22, 2014

PANDUAN PRAKTEK KLINIK (PPK) TRANSFUSI DARAH


Tujuan
Mengembalikan cairan darah tubuh

Tahap Preinteraksi
  1. Baca catatan keperawatan
  2. Siapkan alat-alat
  3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
  1. Berikan salam, panggil; klien dengan namanya
  2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
  1. Ambil darah vena pasien 3 cc untuk contoh golongan darah, masukkan dalam botol tersedia, beri etiket :           Nama pasien, umur, no CM, ruang rawat, tanggal dan jam pengambilan darah.
  2. Formulir permintaaan darah diisi secara tepat dan benar kemudian segera dikirim bersama darah ke bank darah RS
  3. Jika darah sudah ada, periksa apakah suhu darah dalam botol sesuai dengan suhu tubuh normal, dengan cara meraba bagian luar botolnya, bila suhu belum sesuai maka darah ditempatkan diluar lemari es 30 menit, cairan darah harus merata (homogen)
  4. Pemasangan infus dengan NaCl yang tersedia
  5. Bila slang infus sudah lancar, slang infus dipindahkan kebotol darah
  6. Atur jumlah tetesan sesuai program
  7. Setelah transfuse selesai, jarum dicabut, bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol, kemudian ditutup dengan kasa steril dan diplester
Tahap Terminasi
1.      Evaluasi perasaan klien
2.      Simpulkan hasil tindakan
3.      Lakukan kontak untuk kegiatan selanjutnya
4.      Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan
5.      Cuci tangan

Dokumentasi 
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan





Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.

Thursday, February 20, 2014

PANDUAN PRAKTEK KLINIK (PPK) MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR


Tujuan
Menjaga kebersihan bayi
Tahap Preinteraksi
  1. Baca catatan keperawatan
  2. Siapkan alat-alat, perawat memakai jas dan masker
  3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
  1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
  2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
  1. Pakaian bayi dibuka, kalau BAB pantat dibersihkan terlebih dahulu
  2. Bayi ditimbang, kemudian ditidurkan diatas handuk dan diselimuti
  3. Mata bayi dibersihkan mulai dari dalam keluar
  4. Mulut bayi dibersihkan dengan cara ambil satu buah kapas mulut dan peras kemudian lingkarkan di kelingking kanan, tangan kiri memegang dagu bayi dan kelingking kanan dimasukkan kemulut bayi dan bersihkan secara perlahan
  5. Badan bayi diberi sabun kemudian punggung, kaki, tangan terakhir, kemudian bersihkan mulai muka, tangan, badan, kaki dan punggung terakhir
  6. Bayi diangkat dari air dan dilap dengan handuk sampai kering, lalu rawat tali pusat
  7. Bayi usap dengan minyak telon pada perut bayi, kemudian beri bedak, kemudian pakaian
Tahap Terminasi
  1. Simpulkan hasil tindakan
  2. Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ketempat semula
  3. Cuci tangan
Dokumentasi
  1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.

LAPORAN PENDAHULUAN STRIKTUR URETRA


LAPORAN PENDAHULUAN
STRIKTUR URETRA
Uretra merupakan saluran yang urin dari vesika urinaria ke meatus uretra, untuk dikeluarkan ke luar tubuh. Uretra pada pria memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai saluran urin & saluran untuk semen dari organ reproduksi. Panjang uretra pria kira-kira 23 cm & melengkung dari kandung kemih ke luar tubuh, melewati prostate dan penis. Sedangkan uretra pada wanita lurus & pendek, berjalan secara langsung dari leher kandung kemih ke luar tubuh.
Uretra pria dibagi atas dua bagian, yaitu uretra anterior & uretra posterior. Uretra anterior dibagi menjadi uretra bulbaris, penil, & glandular. Fosa navikularis ialah dilatasi distal kecil dalam uretra glandular. Uretra anterior dikelilingi oleh badan erektil, korpus spongiosum. Glandula bulbourethralis (glandula Cowper) terletak pada diafragma urogenitalis & bermuara ke dalam uretra bulbaris. Uretra penil dilapisi oleh banyak kelenjar kecil, glandula Littre.
Uretra posterior terdiri dari uretra pars membranasea & prostatika. Uretra pars prostatika terbentang dari vesika urinaria ke uretra pars membranasea, serta mengandung verumontanum (daerah meninggi pada bagian distal basis uretra pars prostatika yang dibentuk oleh masuknya duktus ejakulatorius dan utrikulus, yang merupakan sisa duktus Muller).1
Uretra juga dapat dibagi atas tiga bagian, antara lain uretra prostatika, uretra membranasea, dan uretra spongiosa. Uretra prostatika dimulai dari leher vesika urinaria dan termasuk juga bagian yang melewati kelenjar prostat. Uretra prostatika merupakan bagian yang paling lebar diantara bagian uretra lainnya. Uretra membranasea adalah uretra yang terpendek dan paling sempit dengan panjang sekitar 12-19 mm. Pada uretra membranasea terdapat spingter uretra eksterna, yang berfungsi dalam pengaturan keluar urin yang dikendalikan secara voluntar. Uretra spongiosa adalah uretra yang terpanjang, kira-kira 150 mm, yang1
dimulai dari porsio membranasea melewati korpus spongiosum dan berakhir di
glan penis.2
Gambar 1. Anatomi Uretra4
Penyakit striktur uretra biasanya sekunder terhadap trauma atau peradangan. Penyakit gonokokus merupakan penyebab utama peradangan, dan penyebab traumatik yang sering terjadi mencakup fraktur pelvis, instrumentasi, atau drainase kateter urinaria jangka panjang. Bila mukosa ditraumatisasi, maka urin cenderung diekstravasasi dan jaringan parut menyebabkan striktura. Pasien dengan striktura dapat timbul dengan infeksi traktus urinarius atau penurunan ukuran dan tenaga aliran urin. Gejala bisa identik dengan hipertrofi prostat benigna pada pria tua3.
PENYEBAB STRIKTUR URETRA
Striktur uretra dapat disebabkan oleh setiap peradangan kronik atau cedera. Radang karena gonore merupakan penyebab penting, tetapi radang lain yang kebanyakan disebabkan penyakit kelamin lain, juga merupakan penyebab2
Description: http://htmlimg2.scribdassets.com/4xy92443kcsk0sg/images/3-3fecdc0e96/000.jpg
uretritis dan periuretritis. Kebanyakan striktur ini terletak di uretra pars
membranasea, walaupun juga bisa ditempat lain.
Trauma uretra dapat terjadi pada fraktur panggul dan karena cedera
langsung, misalnya pada anak yang naik sepeda dan kakinya terpeleset dari pedal
sepeda sehingga jatuh dengan uretra pada bingkai sepeda lelaki sehingga terjadi
cedera kangkang. Yang juga tidak jarang terjadi ialah cedera iatrogenik akibat
kateterisasi atau instrumentasi
5.
Tabel 1. Letak Striktur Uretra dan Penyebabnya
Letak Uretra
Penyebab
Pars membranasea
Pars bulbosa
Meatus
Trauma panggul, kateterisasi “salah Jalan”.
Trauma/ cedera kangkang, uretritis.
Balanitis, instrumentasi kasar.
Penyebab lain terjadinya striktur uretra ialah tindakan-tindakan bedah seperti bedah rekonstruksi uretra terhadap hipospadia, epispadia, kordae, dan bedah urologi.
Striktur uretra paling sering terjadi pada pria karena uretra pria lebih panjang daripada uretra wanita. Penyebab lainnya ialah tekanan dari luar uretra seperti tumor pada hipertrofi prostat benigna, atau pun juga bisa diakibatkan oleh kelainan congenital, namun jarang terjadi. Resiko striktur uretra meningkat pada orang yang memiliki riwayat penyakit menular seksual, episode uretritis berulang, atau hipertrofi prostat benigna.
3
Description: http://htmlimg2.scribdassets.com/4xy92443kcsk0sg/images/5-802c17afb8/000.jpg
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis striktur uretra dapat dilakukan pemeriksaan urin. Adanya hematuri, infeksi, atau abnormalitas dari berkemih. Pada striktur uretra biasanya terjadi penurunan aliran urin, penurunan jumlah urin, dan adanya keluhan sulit berkemih serta frekuensi berkemih yang tidak biasa.
Diagnosis pasti terhadap striktur uretra, dapat dilakukan pemeriksaan radiologi dengan kontras. Pemeriksaan ini dapat diketahui letak dan derajat strikturnya. Pemeriksaan radiology dengan kontras yang biasa dilakukan ialah
Retrograde Urethrogram (RUG) with Voiding Cystourethrogram (VCUG).
Gambar 3. Hasil pemeriksaan urethrogram. Tampak adanya striktur pada uretra
bulbar sepanjang 4 cm7.
Pemeriksaan yang lebih maju digunakan sistoskopi, yaitu penggunaan kamera fiberoptik pada uretra. Dengan sitoskopi dapat dilihat penyebab striktur, letaknya, dan karakter dari striktur.
5
Description: http://htmlimg1.scribdassets.com/4xy92443kcsk0sg/images/6-7b8bfd5617/000.jpg
Gambar 4. Prosedur sistoskopi.
TERAPI
Pengobatan terhadap striktur uretra tergantung pada lokasi striktur, panjang/ pendeknya striktur, dan kedaruratannya. Striktur uretra dapat diobati dengan melakukan dilatasi uretra secara periodik. Dilatasi dilakukan dengan halus & hati-hati setiap 2-3 bulan. Namun teknik seperti ini cenderung menimbulkan striktur uretra kembali8.
Komplikasi striktur uretra yang ringan sangat rendah, sehingga pilihan terapi yang dapat diberikan ialah dengan dilatasi uretra atau uretrotomi interna yang dilihat langsung. Pada psien tertentu dengan striktura pendek, maka uretrotomi interna yang dilakukan dengan peralatan pemotong kecil, telah memberikan hasil yang memuaskan. Bila diperlukan dilatasi secara sering, bila ada striktura panjang atau majemuk, bila dilatasi terlalu sulit atau bila striktura terdapat pada anak, maka intervensi bedah terbuka dapat menjadi indikasi.
Beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan antara lain9:
1. Dilatasi, balon kateter atau dialtor (plastik atau metal) dimasukkan ke
dalam uretra untuk membuka daerah yang menyempit.
6
2. Obturation, benda yang kecil, elastis, pipa plastik dimasukkan dan
diposisikan pada daerah striktur.
3. Uretrotomi (Endoscopic internal urethrotomy or incision), teknik bedah dengan derajat invasif yang minim, dimana dilakukan tindakan insisi pada jaringan radang untuk membuka striktur. Tindakan ini dikerjakan dengan menggunakan kamera fiberoptik dibawah pengaruh anastesi.
4. Uretroplasti atau rekonstruksi uretra terbuka, ada dua jenis uretroplasti yaitu uretroplasti anastomosis (daerah yang menyempit dibedah lalu uretra diperbaiki dengan mencangkok jaringan atau flap dari jaringan di sekitarnya) & uretroplasti subsitusi (mencangkok jaringan striktur yang dibedah dengan jaringan mukosa bibir/ Buccal Mucosa Graft, jaringan kelamin, atau jaringan preputium/ Vascularized preputial or genital skin
flaps).
5. Prosedur rekonstruksi multipel (perineal urethrostomy), tindakan bedah dengan membuat saluran uretra di perineum (ruang antara anus dan skrotum).
Penggunaan antibiotik diindikasikan pada pasien yang memiliki infeksi saluran kemih. Antibiotik yang diberikan disesuaikan dengan hasil tes kepekaan. Jika hasil tes kepekaan steril, maka antibiotik dapat diindikasikan atas profilaksis seperti ampisilin atau sefalosporin generasi ke I atau aminoglikosida (gentamisin, ibramisin)8.

Tuesday, February 18, 2014

PANDUAN PRAKTEK KLINIK (PPK) PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


Tujuan
Membantu adaptasi hubungan bayi dan anak

Tahap Preinteraksi
1.      Baca catatan keperawatan
2.      Siapkan alat-alat, perawat pakai jas dan masker
3.      Cuci tangan

Tahap Orientasi
1.      Berikan Salam, panggil klien dengan namanya
2.      Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

Tahap Kerja
1.      Pakaian bayi dibuka, kalau bayi BAB bersihkan pantat bayi, selimuti bayi dengan handuk
2.      Bersihkan mata dengan kapas mata dari dalam keluar, (dari medial ke lateral)
3.      Bersihkan mulut dengan kapas mulut (kelingking kanan dibungkus dengan kapas mulut tangan kiri memegang bayi sedemikian rupa)
4.      Bersihkan badan bayi mulai dari muka badan depan terus kaki dan punggung terakhir tangan
5.      Usapkan minyak telon pada perut dengan usapan searah jarum jam, rawat tali pusat (prinsip dari bagian muka)
6.      Timbang BB dan catat pada kurva timbangan
7.      Berikan pakaian bayi, sisir rambut, tidurkan bayi di Box bayi

Tahap Terminasi
1.      Simpulkan hasil tindakan
2.      Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ketempat semula
3.      Cuci tangan

Dokumentasi
1.      Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.

LOWONGAN KERJA MEDIK DAN NONMEDIK LAMPUNG SELATAN 2014


Career

Rumah Sakit Natar Medika merupakan salah satu Rumah Sakit yang berada dibawah naungan Yayasan Abdi Karya (YADIKA) Grup yang bergerak dibidang kesehatan. Dalam rangka pengembangan dan perluasan pelayanan, membutuhkan tenaga baru dan profesional untuk bergabung bersama kami sebagai :
RECEPTIONIST
KUALIFIKASI/PERSYARATAN :
  • Wanita
  • Pendidikan D3 Semua Jurusan
  • IPK minimal 2,75
  • Jujur dan teliti
  • Mampu bekerjasama dengan tim
  • Mau bekerja keras Untuk penempatan : Lampung

ADMINISTRASI KOMITE MEDIK
KUALIFIKASI/PERSYARATAN :
  • Wanita
  • Pendidikan S1 Keperawatan
  • IPK minimal 2,75
  • Jujur dan teliti
  • Mampu bekerjasama dengan tim
  • Mau bekerja keras Untuk penempatan : Lampung
Bagi yang memenuhi kriteria dan berminat untuk mengisi posisi tersebut dapat mengirimkan surat lamaran, CV, Foto warna terbaru, Copy Ijazah dan Transkip Nilai, Serta Sertifikat pendukung ke alamat : Rumah Sakit Natar Medika Jl. Raya Natar No.4 Muara Putih, Natar – Lampung Selatan 35362 atau dikirimkan langsung melalui email ke alamat : rekrut@rsnatarmedika.com

Saturday, February 15, 2014

PANDUAN PRAKTEK KLINIK (PPK) PEMASANGAN OKSIGEN PADA ANAK



MEMASANG OKSIGEN
Terapi ini mencakup penggunaan masker, hood, hut, kanula nasal, face  oksigen tent. Metode dipilih berdasarkan pada:
  • Konsentrasi oksigen inspirasi yang diperlukan.
  • Kemampuan anak untuk bekerja sama sesuai kemampuanya menggunakan alat.
Konsentrasi diatur sesuai kebutuhan anak (biasanya 40-50 % atau 4-6 liter aliran).


  1. a.      Alat
-          Nasal kanul, face mask, sesuai ukuran
-          Central oksigen dengan flow meter
-          Humidifier dengan cairan steril
-          Kasa
-          Plester
-          Bengkok
-          Hand scond
  1. b.      Prosedur pemasangan oksigen
-          Kaji kebutuhan terapi oksigen
-          Atur posisi bayi atau anak.
-          Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
-          Bersihkan rongga hidung bila terdapat secret
-          Sambungkan selang kecentral oksigen, lalu cek apakah oksigan dapat mengalir dan terdapat gelembung pada humidifier.
-          Letakkan face mask atau nasal kanul pada hidung bayi atau anak.
-          Alirkan oksigen sesuai petunjuk pemberian.
-          Evaluasi  keadaan bayi atau anak.