Showing posts with label kumpulan standar dan protap keperawatan terlengkap. Show all posts
Showing posts with label kumpulan standar dan protap keperawatan terlengkap. Show all posts

Sunday, April 30, 2017

Protap Pengukuran Antropometrik (Status Gizi Pasien)


Pengertian:
Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta persentase lemak tubuh dan untuk menentukan status gizi cara antropometrik

Tujuan:
  •      Dapat mengetahui nilai standart TLK tricep
  •      Dapat mengetahui status gizi klien
  •      Dapat menentukan derajat obesitas dengan menggunakan rumus densitas tubuh
Indikasi/Dilakukan pada :
  •            Pada penderita dewasa yang kekurangan gizi
  •       Pada penderita dewasa yang kelebihan gizi
  •    Pada penderita dewasa yang tidak bisa dapat diukur BB maupun TB misalnya pada keadaan koma
Persiapan
aPersiapan Alat :
*      Pita ukur flexibel (Anthropometry tape)
*      Skinfold calipers
*      Pensil (landmark pencil)
  1. Persiapan Pasien :
*      Sapalah klien dengan ramah dan perkenalkan diri pada klien
*      Persilahkan klien untuk duduk
*      Beri informasi umum tentang pengukuran yang akan dilakukan
*      Informasikan tentang cara melakukan, tujuan, manfaat pengukuran tebal lipatan kulit untuk klien
*      Jelaskan tentang kemungkinan hasil yang diperoleh
*      Jaga privacy klien
c.   Persiapan Perawat :
*      Sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan cuci tangan
*      Persiapkan peralatan yang akan digunakan.

Pengkajian :
a.    Cek perencanaan keperawatan

Prosedur
1.         Mencuci Tangan
2.        Menerangkan prosedur dan tujuan pengukuran pada klien.
3.        Menentukan sembilan tempat pengukuran TLK, yaitu: pada dada (chest), subscapula, mix-axilaris, suprailiaka, perut (abdominal), triseps, biseps, thigh (paha), medial calf (betis)
4.        Melakukan pengukuran TLK pada masing-masing lokasi
a.    Pengukuran pada dada (chest):
-       Ambil lipatan kulit dari arah diagonal antara axilla dan puting susu setinggi mungkin, sejajar dengan lipatan bagian depan dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan
b.    Pengukuran pada subscapula:
-       Ambil lipatan kulit dari arah diagonal sepanjang garis cleavage tepat di bawah scapula dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan
c.     Pengukuran pada mid-axilla:
-       Ambillah lipatan kulit dari arah horizontal pada garis midaxillaris, tepat pada pertemuan xiphisternal
d.    Pengukuran pada suprailiaka:
-       Ambillah lipatan kulit dari arah miring ke arah belakang garis mid-axillaris dan ke atas iliaka, dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan
e.     Pengukuran pada abdominal :
-       Lipatan kulit diambil dengan arah horizontal 3 cm di samping tali pusat dan 1 cm ke pusat umbilicus
f.     Pengukuran pada triseps:
-       Lipatan kulit diambil dengan arah vertical pada jarak antara penonjolan lateral dari prosessus acronial dan batas inferior dari prosessus olecranon dan diukur pada bagian lateral lengan dengan bahu bersudut 90° menggunakan pita pengukur. Titik tengah ditandai pada sisi samping lengan. Pengukuran diambil 1 cm diatas tanda tersebut.
g.    Pengukuran pada biseps:
-       Lipatan kulit diambil dengan arah vertical diatas biseps brachii yang sejajar dengan triseps di bagian belakang. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari.
h.    Pengukuran pada paha:
-       Lipatan kulit diambil dengan arah vertical pada tengah paha antara lipatan inguinal dan batas dari patella. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari
i.      Pengukuran pada betis :
-       Lipatan kulit diambil dengan arah vertikal pada lingkaran betis yang paling lebar pada bagian tengah dari betis dengan lutut bersudut 90°.
5.        Mencuci tangan setelah pengukuran
6.        Klien dirapikan, peralatan dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
7.        Mendokumentasikan prosedur
8.        Menentukan nilai TLK klien dengan membandingkan hasil pengukuran dengan nilai standar yang ada pada acuan
9.        Menentukan status gizi klien

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Saat melakukan Prosedur Tindakan Pengukuran Antropometri :
Pengukuran-pengukuran tersebut sebaiknya jangan dilakukan segera setelah subyek melakukan latihan fisik atau perlombaan, mandi sauna, berenang atau mandi, selama latihan fisik, atau kondisi yang menyebabkan hiperemia karena dapat meningkatkan ketebalan lipatan kulit. Selain itu dehidrasi juga dapat menyebabkan peningkatan tebal lipatan kulit akibat perubahan turgidity kulit.

Tuesday, February 2, 2016

PROTAP KEPERAWATAN ROM ANGGOTA GERAK ATAS(TANGAN)


Pengertian
Merupakan suatu bentuk latihan gerak sendi ekstremitas atas (bagian tangan) secara aktif atau pasif yang dilakukan oleh perawat atau petugas fisioterapis pada pasien baik ditempat tidur maupun ditempat latihan.
Tujuan
1.    Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
2.    Meningkatkan vaskularisasi
3. Mencegah terjaddinya oedema dan kaku sendi
4. Membantu mempercepat kesembuhan pada pasien stroke
Kebijakan
Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan immobilisasi
Dilakukan oleh perawat maupun petugas fisioterapis
Prosedur
Peralatan

1.     Penghangat / WWZ dan sarungnya
A.    Tahap PraInteraksi
1.   Mengecek program terapi
2.   Mencuci tangan
3.   Menyiapkan alat

B.     Tahap Orientasi
1.   Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2.   Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
3.   Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C.    Tahap Kerja
1.   Menjaga privacy pasien
2.   Menghangatkan sendi yang akan dilatih selama
3.   Melatih sendi-sendi secara bergantian
a.    Bahu:
1)   Menggerakkan lengan Abduksi-Adduksi
2)   Menggerakkan lengan Fleksi-Ekstensi
3)   Menggerakkan lengan Hiperekstensi-posisi anatomi
b.    Siku: menggerakkan lengan bawah Fleksi-Ekstensi
c.    Lengan bawah: menggerakkan Pronasi-Supinasi
d.   Pergelangan tangan:
1)        Menggerakkan Fleksi radialis
2)        Menggerakkan Fleksi ulnaris
3)        Menggerakkan Hiperekstensi-Fleksi
e.    Jari-jari
1)   Menggerakkan Abduksi- Adduksi
2)   Menggerakkan Fleksi-Ekstensi
4.   Merapikan pasien

D.  Tahap Terminasi
1.    Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2.    Berpamitan dengan klien
3.    Membereskan alat-alat
4.    Mencuci tangan
5.    Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Unit terkait
ICU, HCU, SCU dan Rawat Inap

Sunday, January 24, 2016

Protap Penanganan Hipoglikemi Terbaru Sesuai IPD

Hal - hal yang harus dilakukan dan dipantau selama pasien terjadi hipoglikemi adalah
- Pantau keadaan klinis: lemas hebat, muncul keringat banyak, dan gemetaran
- Pantau GDS (gula darah sewaktu) pasien
- Kaji adanya riwayat penyakit gula (diabetes melitus)

Penatalaksanaan Penanganan Hipoglikemi (gula darah rendah):
- Jika GDS < 60 mg/dl berikan dextrose 40% sebanyak 2 flacon + infus dextrose 10% 500cc/8 jam
- Jika GDS 60 - 80 mg/dl berikan dextrose 40% sebanyak 1 flacon + infus dextrose 10% 500cc/8 jam
- Jika GDS 80 - 100 mg/dl berikan infus dextrose  10% 500cc/8 jam
- Jika GDS 100 - 150 mg/dl berikan infus dextrose 5%  500cc/8 jam
- Jika GDS 150 - 200 mg/dl berikan infus Nacl 0.9% 500cc/8 jam

Lakukan pemeriksaan GDS tiap jam sampai GDS > 100 mg/dl selama 3 kali berturut - turut.
Selanjutnya Lakukan pemeriksaan GDS tiap 2 jam sampai GDS >100 mg/dl selama 3 kali berturut - turut.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan GDS tiap 4 jam sampai GDS > 100 mg/dl selama 3 kali berturut - turut.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan GDS tiap 6 jam KGDH  + koreksi dosis kelipatan 5 unit mulai dari GDS 150 - 200 mg/dl  dan kelipatannya.
Artinya:
- GDS 150 - 200 mg/dl berikan insulin  sebanyak 5 unit
- GDS 200 - 250 mg/dl berikan insulin sebanyak 10 unit
- GDS 250 - 300 mg/dl berikan insulin sebanyak 15 unit
- GDS 300 - 350 mg/dl berikan insulin sebanyak 20 unit
- GDS 350 - 400 mg/dl berikan insulin sebanyak 25 unit


Semoga bermanfaat..

Monday, November 3, 2014

PROTAP / PANDUAN TRIAGE (TRIASE) PASIEN DI IGD


Pengertian
Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan      tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia.

Tujuan
A. Umum        :   Meningkatkan kualitas pelayanan triase.
B. Khusus       :  Tujuan triase pada musibah massal adalah bahwa dengan sumber daya yang minimal  dapat menyelamatkan korban sebanyak mungkin.


Kebijakan
A.  Memilah korban berdasar :
1.  Beratnya cidera.
2.  Besarnya kemungkinan untuk hidup.
3.  Fasilitas yang ada/kemungkinan keberhasilan tindakan
B.  Triase tidak disertai tindakan.
C.  Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap pertolongan harus dilakukan sesegera mungkin.

Prosedur
Persiapan alat :
1. Sarana Non Medis ( alat / bahan ) :
a. Ruang Triase memenuhi ketentuan :
Ø  Ruangan                                                       
Ø  Ada penyekat/kelambu                                             
Ø  Wastafel dengan air mengalir                                   
Ø  Ventilasi udara baik
Ø  Cahaya / penerangan baik     
Ø  Lantai keramik dan bersih
Ø  Ada stop kontak listrik                                             
Ø  Pembersih tangan                                         
b. Brancart                                                              
c. Meja kursi                                                                        
d. Alat tulis ( ballpoin, penghapus, penggaris )                   
e.  Rekam Medik                                         
f.  Tempat sampah non medis beralas plastik                      
g. Tempat sampah medik beralas plastik dan tertutup, tutup dapat dibuka dengan menginjak pembuka tutup di bagian bawah tempat sampah
h.  Label / bendera 4 warna ( merah, kuning, hijau dan hitam kasus KLB )
2. Sarana Medis
a. Kit Pemeriksaan Sedarhana minimal berisi :
Ø Tensimeter                             
Ø Stetoskop                               
Ø Reflek Hammer                     
b. Handscoon
Penatalaksanaan :
a)     Anamnesa.
b)    Pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya.
c)     Pengelompokan pasien berdasar kegawatannya.
d)    Rujukan ke ruang tindakan.
e)     Kegiatan setelah triase.
f)     Pencatatan dan pelaporan.



Unit terkait
UGD